Thursday, February 25, 2016

Cerita Seks - Surat Kenikmatan.

Cerita Seks - Surat Kenikmatan.
Cerita Seks - Surat Kenikmatan.

Pada suatu pagi aku menerima sepucuk surat. Ternyata surat itu dari sahabatku Alex yang tinggal di Manado. Isinya dia mengundangku datang ke sana untuk berkangen-kangenan. Maklum telah puluhan tahun kami terpisah jauh. Alex di Minahasa, Sulawesi Utara dan aku tetap di Malang, Jawa Timur.
Dalam suratnya, Alex menceritakan pula tentang keadaan irvan ( nama samaran, sahabat kami pula) di Tewah. Katanya, ia juga kangen padaku.
Yah, sesungguhnya aku pun juga kangen pada mereka. Kami adalah 3 sahabat karib, yang dulu tak pernah terpisahkan. Lahir di kampung yang sama, tahun yang sama pula. Tak heran orang kampung menjuluki “Three Brothers”. Cuma bedanya, Alex dan irvan sukses di kariernya. Kini Alex menjadi Kepala Cabang Dealer Mobil/Motor di Minahasa dan irvan menjadi pedagang antar pulau dan tinggal di Tewah. Sedangkan aku tidak. Tak banyak yang bisa dilakukan anak petani macam aku ini.
Sayangnya, setelah 10 tahun menikahi gadis Minahasa, Alex belum juga dikaruniai anak. Beda denganku yang harus pontang-panting menghidupi isteri dan keempat anakku. Kalau saja Alex tidak membantu, mungkin aku sudah tidak sanggup. Itulah yang membuatku terharu. Meski sudah makmur dan terpisah oleh lautan, mereka masih memperhatikanku.

Kembali ke surat Alex. Ada satu hal penting yang disampaikannya, yaitu minta bantuanku. Tanpa menjelaskan apa yang dimaksudkannya. Aku pun bingung, apa yang bisa kuperbuat untuk membantu orang sekaya Alex?
Dengan uang yang dikirimkannya, aku pun berangkat memenuhi undangannya. Istriku harus tinggal, untuk menjaga rumah dan anak-anak yang harus sekolah. Kepadanya aku pamit untuk waktu satu, dua minggu.
Lalu, setelah 5 hari 5 malam berlayar, aku pun sampai di tujuan. Di situ aku sudah dijemput oleh Alex dan istrinya. Begitu kapal bersandar, mataku menangkap sepasang tuan dan nyonya melambai-lambaikan tangan. “Nduutt.., Genduutt..!!” Teriak mereka. Alex masih tetap memanggil dengan julukanku dan bukan namaku. Dulu semasa kecil, aku memang paling gendut dibanding Alex Dan irvan.
Begitu turun dari kapal, kami saling berpelukan tanpa canggung. Kurasakan mereka memang rindu sekali padaku. Acara kangen-kangenan berlanjut sampai di rumah. Rumah Alex sangat besar, sedang dipugar dan mirip rumah pejabat. Apakah karena hal ini ia memanggilku ke sini? Entahlah. Praktis seharian kami tak menyinggung soal kedatanganku, karena keasyikan saling berkisah selama kami berpisah.

Maka pada malam kedua itulah, sehabis makan malam, Alex dengan istrinya memanggilku ke ruang tamu. Mulailah mereka membicarakan soal “bantuan” itu.
“Kira-kira apa yang bisa kubantu, apakah mengerjakan rumahmu ini?” tanyaku.
Kulirik, Alex menggelengkan kepala.
“Begini Ndut, kamu kan tahu kami sudah 10 tahun menikah, tapi belum juga diberi momongan. Masalahnya, menurut dokter, aku ini memang mandul. Jadi kami sepakat untuk minta tolong kamu. Itu sebabnya kami mengundangmu datang kemari,” tutur Alex, panjang-lebar.
Tapi aku masih bingung dengan ucapannya itu, hingga kuminta ia menjelaskan lagi.
“Jelasnya, kami ingin sekali punya anak walau seorang. Tapi kutahu pasti dari dokter bahwa aku tidak bisa membuahi istriku karena aku mandul. Maka kuminta bantuanmu untuk menggantikan diriku agar kami bisa punya anak,” tuturnya lagi dengan jelas.
“Hah.. apa? Aku harus menggantikan dirimu agar bisa memberikan anak kepadamu,” tanyaku, penasaran.
“Yah.. begitulah maksudku,” jawabnya, membuat aku kian tak mengerti.
“Lalu dengan cara bagaimana aku menggantikanmu? Kamu kan tahu bahwa aku ini bukan dukun.
Apakah aku bisa melaksanakan permintaanmu itu?” ucapku.
“Ah kamu ini memang nggak tahu atau pura-pura nggak tahu. Begini, kamu ini memang bukan seorang dukun dan permintaanku ini tidak ada kaitannya dengan perdukunan. Yang kuminta adalah, kesediaanmu menggantikan diriku sebagai suami dari istriku, untuk membuahi rahim istriku agar kami bisa punya anak. Sudah? Jelas tidak?” ucap Alex merinci, dan nampak agak kesal juga melihat kebodohanku.

“Oh begitu maksudmu. Tapi benarkah ucapanmu itu? Dan apakah istrimu menyetujuinya?” tanyaku meyakinkan, seraya memberi pertimbangan agar Alex mengadopsi anak saja.
Menurut mereka, semula memang berniat untuk mengadopsi anak.
“Tapi sebaik-baiknya mengadopsi anak, masih lebih baik punya anak dari rahim istriku sendiri. Dan ini kalau bisa.. ya kan sayang?” ucap Alex.
“Ya Mas Ndut, kami sudah berunding sebelumnya. Dan demi keinginan kami, aku rela menyerahkan tubuhku untuk dibuahi Mas Ndut..” ucap istri alex secara pelan.
Kini aku paham maksud mereka. Tapi aku tak segera menjawab, mendadak terpampang buah simalakama di mataku. Bila kuterima, ah.. itu berarti aku harus melanggar pagar ayu. Apalagi ini istri sahabat sendiri. Dan bila kutolak, Alex pasti kecewa. Itu yang pertama. Yang kedua, aku terlanjur datang jauh-jauh dari Jawa. Dan ketiga mengingat budi dan jasanya yang kuterima selama ini, kapan lagi aku bisa membalasnya.

Tapi Alex terus mendesakku, “Yah.. bagaimana ini ya., kuterima atau tidak permintaanmu ini?” kataku.
“Sudahlah Ndut, kuharap kamu bersedia membantuku. Nggak usah risau, kami pun tak ada perasaan apa-apa atas bantuanmu,” ucap Alex meyakinkan.
Aku pun tanpa sadar berucap, “Yah baiklah. Tapi bagaimana nanti kalau gagal?” tanyaku.
“Seandainya gagal, itu bukan kesalahanmu. Nanti kami akan senantiasa berdoa semoga keinginan kami ini dikabulkan,” ucap alex.
Selanjutnya dengan kesepakatan dan restu bersama, aku diminta untuk memulai malam itu juga. Begitu mendengar kesediaanku mereka permisi hendak mempersiapkan kamar tengah. alex sendiri nampaknya pindah ke kamar depan. Bantal dan perlengkapan tidur lainnya dibawanya ke depan.
Tepat pukul 22:00 WITA, aku dipersilakan isteri alex masuk ke kamar tengah yang sudah bersih, indah dan harum. Terasa berat kakiku melangkah, hingga alex dan isterinya membimbingku masuk. Habis itu, alex pun keluar, meninggalkan aku dan isterinya berdua di kamar.
apakah kamu yakin aku bakal bisa memberi anak nantinya..?” tanyaku.
“Mas Ndut, secara pribadi aku yakin kamu bakal bisa memberi anak untukku nantinya.” ucapnya manja.
“Aku tidak tega tubuhku yang kotor ini nantinya akan ‘mengobok-obok’ tubuhmu yang mulus itu.”
“Mas Ndut, aku kan sudah bilang ini demi keinginan kami berdua. Jadi tubuhku yang mulus ini kuserahkan padamu Mas.

Ayo dekatlah kemari Mas Ndut. Tak usah malu-malu, aku siap bertempur Mas..” ucapnya lagi sambil menarik tanganku ke pembaringan.
Sayup-sayup kudengar pintu jendela depan ditutup dan dikunci.
“Lho siapa yang menutup pintu dan jendela di luar sana itu ?” tanyaku, sembari duduk di bibir ranjang.
“Oh itu pasti Mas alex sendiri kok Mas Ndut,” jawabnya, seraya menjelaskan bahwa 2 pembantunya terpaksa dipulangkan agar rencana ini berjalan mulus.
“Oh begitu!” ucapku.
“Mas Ndut aku sudah nggak tahan nich?” ucapnya sambil membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya yang mulus itu.
Tubuhnya yang mulus dengan susunya yang begitu montok dan vaginanya yang menantang. Panas dingin aku memandangnya. Lutut ini gemetar dan tubuhku meriang bak kena setrum listrik 1000 watt. Aku yang biasa melihat istriku bugil, kini jadi lain.

Di rumah aku biasa tidur dengan beralaskan tikar. Kini aku berhadapan dengan ranjang mewah beraroma wangi, plus tubuh mulus tergolek di atasnya. Tapi badanku terus menggigil seperti terjangkit malaria berat. Eh,tiba-tiba bangun menghampiriku dan melepaskan seluruh pakaianku yang sejak tadi belum kubuka. Aku cuma terbengong-bengong saja. Lalu..
“Sekarang.. coba Mas Ndut berbaring..” ucapnya sambil mendorong tubuh telanjangku.
Aku menurut saja. Penisku segera menegang ketika merasakan tangan lembut isteri Alex mulai beraksi.
“Wah.. wahh.. besar sekali penismu, Mas Ndut.” tangannya pun segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.
Segera saja penisku yang sudah berdenyut-denyut itu dimasukan ke mulutnya. Ia segera menjilati penisku itu dengan penuh semangat. Kepala penisku dihisapnya keras-keras, hingga membuatku merintih keenakan.
“Ahh.. ahh.. ohh..” aku tanpa sadar merintih merasakan nikmat sesaat.

Menyadari keringatku yang mengucur dengan deras sehingga menimbulkan bau badanku yang kurang sedap, buru-buru aku mendorong kepala isteri alex yang masih mengulum penisku itu untuk pamit mau mandi dulu. Lalu, kuguyur badanku dengan segala macam sabun dan parfum yang ada di situ kugosokkan agar badanku harum. Tiga jenis sabun yang ada di situ kubuka semua dan kurasakan mana yang berbau sedap, kupakai untuk menyegarkan badan. Bukankah sebentar lagi aku mesti melayani sang putri bak bidadari?! Mungkin sudah terlalu lama aku di kamar mandi, terdengar isteri alex mengetuknya. Begitu pintu kubuka, ah. isteri alex berdiri dengan tubuh montoknya.
Ohh.. Seandainya yang pamer aurat di depanku itu istriku aku tak akan menanti lama-lama pasti langsung kudekap dia. Tapi dia adalah istri sahabatku.”Malaria”-ku yang sempat sembuh waktu mandi tadi, kini kumat lagi. Cepat-cepat aku masuk lagi dan menguncinya. Di dalam kamar mandi aku bimbang bagaimana sebaiknya, kulaksanakan atau kubatalkan saja?
Akhirnya malam itu terpaksa gagal. Hingga pukul lima pagi aku masih belum berani melakukannya. Melihat bidadari turun dari kahyangan, memang membuatku tergiur. Tapi ketika berhadapan dengannya nyaliku jadi ciut.

Esoknya rupanya isteri alex melapor pada suaminya. Dan aku ditegur Alex.
“Ndut, kenapa tidak kamu laksanakan? Bukankah sudah kami katakan.” ucapnya.
Aku cuma diam saja. Agar tidak kecewa lagi, malam ini tekadku akan kulipatgandakan untuk melakukannya.
Pukul 22.00 WITA, Alex meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Sejurus kemudian,
“Ayo Mas Ndut kita tidur yuk,” ucap isteri alex dengan manja sembari meraih tanganku dan ditariknya ke kamar.
Setelah mengunci pintu kamar, dia menyuruhku duduk di tepi ranjang dan jari-jarinya yang lentik mulai memijat pundakku. Aneh, setelah dipijat aku menjadi lebih rileks. Dia sorongkan wajahnya dekat sekali dengan wajahku dan tiba-tiba bibir kami sudah merapat dan saling menghisap. Lama juga kami berciuman dan juga saling memilin lidah sementara tangan kami saling membelai dan mengusap.

Kami masih duduk berhadapan. Lalu isteri alex yang mulai membuka semua pakaianku. Dia kecup leherku turun ke bawah ke dada dan ke puting dadaku. Sampai disini, dia menjulurkan lidahnya dan putingku dijilat-jilat. penisku langsung menegang, sangat keras dan semakin keras karena diremas-remas olehnya.
Singkat kata, kami pun sudah bertelanjang bulat dan aku pun segera menindih badannya yang kenyal dan padat. Karena ada sisa kegugupan, maka aku langsung coba memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
“Tunggu, pelan-pelan saja Mas Ndut,” bisiknya sambil mengelus kepala kemaluanku di depan lubangnya.
Pelan-pelan sekali. Lalu tugasnya kuambil alih dan kulanjutkan menyentuh dan menggosokkan kepala penisku itu. Pelan dan pelan sekali. Terasa olehku lubangnya semakin basah dan licin. Tiba-tiba..

“Slepp..” masuklah penisku ke dalam sangkarnya.
Aku mulai menggenjot perlahan-lahan. Naik turun, naik turun. Sementara itu bibir kami berdua tetap bertaut. Saling kecup, saling hisap. Tangan isteri alex mengusap-usap punggungku terkadang turun ke bawah ke pantat dan jarinya mempermainkan lubang pantatku, geli campur enak. Tanganku sibuk mengelus kepalanya dan rambutnya. Semua kami lakukan dengan pelan dan lembut.
Setiap aku hampir sampai ke puncak, isteri alex selalu memelukku erat-erat sehingga aku tidak bisa bergerak. Tepatnya, kami berdua diam tak bergerak sambil saling peluk dan penisku tertanam dalam di kemaluannya. Setelah agak reda kembali aku memompa naik turun.
Selang beberapa saat, isteri alex ganti di atas. Rupanya dia amat menyenangi posisi ini. Ganti sekarang dia yang memeluk dan menciumiku sementara pantatnya bergoyang dan berputar dengan penisku tertancap di dalam kemaluannya. Semakin lama semakin semangat. Sampai akhirnya ia pun mengejang dan mulutnya berdesis-desis dan kepalanya bergoyang-goyang liar ke kiri dan ke kanan, kupeluk dia dan kutekan pantatnya sehingga sampailah ia pada puncak kepuasannya.
Lemaslah tubuh isteri alex dan dia menciumi seluruh wajahku sambil mengucapkan, “Terima kasih ya Mas? Mas telah melakukan tugas dengan baik.. aku sungguh tidak menyangka Mas bisa membuatku melayang sampai ke langit yang ke-tujuh.. (ucapnya sambil mengecup bibirku, terus tangannya memegang penisku yang menurut dia jauh lebih besar dan panjang dari punya alex)”.
Selesai tugasku maka aku pun membalikkan badannya dan ganti aku di atas. Kuangkat kedua kakinya dan kubelitkan di kedua pahaku lalu kumasukkan penisku dan kukocok perlahan-perlahan untuk makin lama makin cepat dan akhirnya menyemburlah air maniku ke dalam lubang vaginanya. isteri alex memeluk tubuhku erat-erat dan kami pun berciuman lama. Sempat sekitar sepuluh menit kami diam tak bergerak dalam posisi aku di atas badannya dan tubuh kami tetap jadi satu bersambung dari bawah.
Tak terasa ‘pekerjaan’ yang kulaksanakan ini sudah menginjak malam ke dua belas.
“Mas Ndut, sebenarnya menurut perhitungan saya, haid saya sudah lewat 7 hari yang lalu,” kata isteri alex pada suatu malam setelah kami kelelahan.
Tapi Alex masih belum yakin istrinya hamil. Aku dimintanya ‘bersabar’ dengan sepuluh hari atau dua minggu lagi. Bersamaan dengan itu, ia mengirimkan uang belanja untuk istriku dan anak-anakku.

Hingga pada suatu hari, terhitung hampir sebulan aku di sana. Alex membawa istrinya ke dokter ahli kandungan. Tak berapa lama mereka pun pulang dengan wajah yang cerah. Berhasil!
“Oh Ndut, istriku hamil!” katanya gembira.
Kiranya ‘pekerjaanku’ tak sia-sia. Kusarankan pada mereka untuk menjaga kandungannya, hingga kelak si jabang bayi lahir. Aku sendiri, sudah kangen pada keluargaku di kampung. Maklum, hampir sebulan aku meninggalkan mereka. Tapi aku berjanji kepada Alex, bersedia diundang lagi seandainya hasilnya gagal. Alex pun tak keberatan melepaskanku pulang. Kebetulan dua hari lagi ada kapal berangkat ke Surabaya. Sorenya mereka belanja oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Aduh bukan main senangnya hati mereka. Setelah itu aku pun berangkat naik kapal pulang ke kampung.
Singkat cerita, sesampainya di rumah kukatakan pada istriku bahwa aku diminta menyelesaikan bangunan rumahnya. Dan istriku percaya saja. Tapi dalam hati, aku merasa berdosa kepadanya.
Delapan bulan kemudian aku menerima surat dari Alex bahwa ‘anaknya’ telah lahir, wanita, cantik lagi, dan diberinya nama Melisa.
“Ah syukurlah,” Ucapku.
Begitulah yang terjadi. Rahasia ini masih kusimpan demi ketenangan keluargaku. Tapi satu hal yang tak dapat kupungkiri, bahwa darah dagingku pun terpisah di sana. Disatu sisi aku bangga dapat membahagiakan sahabatku dan membalas budinya.

Posted by : Agen Poker

Wednesday, February 24, 2016

Cerita Seks - Seks Dengan OM ku.

Cerita Seks - Seks Dengan OM ku.Cerita Seks - Seks Dengan OM ku.
Perkenalkan nama saya betty 20 tahun, hmm mulai dari mana ya, eh iya saya tinggal di magelang jawa tengah, daerah yang tidak begitu elit lah, saya keturunan jawa asli dan dari keluarga yang tidak begitu menonjol, perawakan gak terlalu cantik sih, ya sekilas tentang aku, hidung gak pesek, bentuk muka oval n rambut sedikit berombak sebahu.
Bercinta Dengan Om Yang Perkasa Ketika Berada Jauh Dari Tante.
bentuk tubuh ya biasa aja ukuran dada 36b dan perut rata, serta pantat agak gede, tinggi kurang lebih 158-160 cm lah, berat badan 48 kilo, dan juga aku sudah tidak perawan semenjak sma, aku kehilangan keperawananku oleh pacar, lalu aku hamil dan menggugurkan kandungan di jawa tengah, trus aku kuliah disini (jawa tengah).
pertengahan tahun 2015 oh yesss… liburan semester genap, hmm akan berlibur ke jawa timur nih, 2 bulan kira-kira cukuplah tuk refresing di jawa timur, akhirnya ngepakin barang dah selesai, lalu ayah sudah menyiapkan tiket kretanya, duuuh ayah memang baik banget, menyiapkan tiket kreta yg bisnis, diantar lah naik motor dengan ayah ke stasiun, lalu saya mengucapkan good bye n see u next month to papa…

btw nyampailah di jombang, dan oh my god aku lupa kasih tau tante kalau aku ke jombang, akhirnya ku telpon ibu dan aku dikasih alamat serta no. hp tante, dan akhirnya om yang datang bawa pick up nya.. katanya pulang dari pasar, nyampe dirumah langsung sungkem sama tante dan berbasabasi, terus di beri kunci kamar. dalam hati ku berkata, akhirnya aku bisa berbaring diranjang dan berbantal empuk.. kmudian aku terlelap
keesokan harinya, aku bangun jam 05.30, om dah mau berangkat, dan tante sudah mulai buka warung pracangannya, wah gila, jam segini aja dah ada pembeli, lalu ku melangkah ke kamar mandi.. hmmmm dinginnya… Tante ku usianya 46 tahun, lebih tua 3 tahun dari ibu, terus om ku 39 tahun, beliau adalah suami ke-2 tante ku namanya pak Tarno, sementara suami pertama dah meninggal karena sakit.

pak tarno perawakannya sangat besar, itu jika dibanding dengan aku, tingginya ku taksir lebih 175 cm, dan badanya lebar, sementara bu dhe ku walau sudah 46 tahun, dia masih segar, perawakannya lebih tinggi dari aku, dadanya ku taksir sama dengan ku, mereka tidak mempunyai anak, jadi apabila keponakannya datang, pasti sangat senang, di hari itu aku habiskan hari di rumah sambil mencermati aktifitas om dan tante. om pulang ke rumah jam 2 siang lalu diteruskan membantu tante di warung, ya mengangkat-angkat barang, melayani pembeli dan lain-lain, akhirnya sore jam 3 aku keluar dengan menggunakan sepeda motor tante.
hmmm bisa jalan-jalan begini asik juga yah. tiba-tiba motornya macet, ampuunn mana aku gak tau masalah otomotif lagi, ku tuntun deh motor itu, dan tanpa ku duga aku ketemu sang mantan yang dulu tega memperawaniku dan lari begitu saja, namun aku bukan orang pendendam, ku panggil dia, Adi namanya, Adi ini motorku macet, tulungin ya!! pintaku, dia agak canggung utk mendatangiku, mungkin karena merasa bersalah. eh betty, napa? bensinnya atau apa?? (kalimat-kalimat saya ubah dalam bahasa indonesia), lalu kujawab, gak tau tuh tiba-tiba macet,
setelah diotak-atik gak tau apanya yg jelas dia cabut selang dan beberapa saat kemudian motor dah bisa berjalan, lalu dia meminta maaf atas hal yang diperbuat beberapa tahun lalu, aku iyakan, dan kami pun berbincang sedikit, akhirnya berpisah, yah aku pulang ke rumah tante jam 8 malam, akhirnya ku nonton tv, tapi kok stasiunnya cuma sdikit gini, wah bt banget, lalu ku masuk kamar jam 9 malam, ya sebenernya belum ngantuk sih, tapi kupaksa menutup mata.
dan benar juga, jam 11 malam aku terbangun, bingung aku gak bisa tutup mata, dan dikamar sebelah tepat kamar tante dan om terdengar decit-decit ranjang, serta suara desahan tante, hhhmm aku dapat memastikan ini bahwa om sedang menghajar tante, lama kelamaan aku penasaran deh, kok lama banget, lalu ku dengar lebih berkonsentrasi lagi, ah kurang puas, coba keluar kamar ah, cari sela sela pintu sapa tau gak dikunci, namun ternyata dikunci.. kutinggal lagi ke kamar, setelah dikamar aku paksakan lagi utk tidur, akhirnya bisa juga.

kali ini aku bangun lebih pagi, jam 4 aku bangun, tante dan om juga sudah bangun, gila bener, jam segini dah siap kerja, padahal tadi malam kan nglembur itu, om mandi, dan simpangan dengan aku ketika dia keluar dari kamar mandi, dan astaga, bulu di dadanya lebat banget, lalu dia cuma, eh betty, mau mandi ya.., ku jawab iya, setelah mandi, aku bantu beresin warung tante, ketika ku bantu, terdengar om ngomong, eh betty, nanti keluar gak? gak om… jawabku, lalu dia menawari, bagaimana kalo ntar pagi ke pasar, ya liat-liat jombang lah… ku gak langsung jawab, tapi ku pandang om dan meng iya kan, menyuruh aku untuk ikut ke pasar bersama om, lalu ku jawab, iya om..
jam 06 pagi aku bersama om berangkat kepasar, dalam perjalanan gak ada obrolan penting, hanya seputar bagaimana kuliahku, keadaan ayah dan ibu. di pasar, hawanya sangat panas dan terlalu hiruk-pikuk, namun jam 10 om dah mulai beres-beres, karena dagangan sayurnya dah hampir habis, cuma tinggal gubis dan sayur, itupun sedikit, di pinggir pasar aku dibelikan es campur….
hmmm nikmatnya dingin-dingin seperti ini minum es, om dan aku duduk agak jauh dari penjual es, di bawah pohon om mulai menanyakan, eh betty, kamu masih berhubungan dangan Adi ya setelah kejadian itu? tanya om. wah celaka ini, kok tau om kalau dulu aku pernah berhubungan badan. aku jawab, gak om, wong orang yg gak bertanggung jawab. aku menjawab itu dengan pandangan fokus pada mangkok es ku, kemudian om ngajak ngobrol yang lain, mungkin karena biar aku gak kaget dan nyatai, lalu dia bertanya lagi,

trus pacar kamu yang sekarang dah tau kalo kamu sudah tidak…? wih om kok nanya seperti itu lagi sih..!! jawabku, dalam hati ku berkata, mungkin om kepingin sama aku, tapi aku ya gak enak, kan masih famili, aduh bagaimana ini, aku kok mulai merinding dengan pertanyaan yang tiba-tiba ini, tadi aja nyantai tapi kok… Tiba-tiba dia mengeluarkan hape dari sakunya, dan menelpon tante, entah apa yang dibicarakan aku gak perhatiin, cuma yang ku tau om izin pulang agak sore, mungkin jam 4 atau 5. setelah itu kami ngobrol sedikit lama disitu.
Setelah obrolan tadi om mengajaku naik pick up nya, dia ngomong, betty, ntar kamu gak da perlu kan dirumah, ya ntar ikut om dulu lah.. Kemana om?? sahutku, ya pokoknya jalan aja.. sambil setir mobil dia kluarin hp lagi dan telpon, Vin..eh, rumah pak Santo kemarin yang menawar dah stuju belum.. dia telpon temannya, setelah itu, lanjutkan ngobrol dengan ku, temen om betty, jual rumah, itu yang di suruh cari pembeli om, ya ntar kita mampir dulu ke rumah itu, ya priksa keadaan lah.
aku hanya menganggukan kepala saja, dan beberapa waktu kemudian, sampailah ke rumah tersebut. rumahnya di lingkungan sepi, gak banyak tetangga, adapun lebih dari 50 meter dari rumah itu, rumah itu tak terlalu besar, tapi tidak jelek, dalamnya masih komplit dan rapi, cuma terasnya yang belum dibangun sempurna. om mengajakku masuk dan menceritakan bahwa kalo tiap hari dia bersih-bersih disini. aku duduk di ruang tamu, dan om duduk disampingku setelah buang sampah.
om lebih dekat duduknya denganku serta merangkul pundakku, aku tak tau harus bagaimana, aku hanya merinding dan setengah berdebar. lalu dia tanya lagi, betty, gimana pacar kamu sekarang? dia dah tau belum kalo kamu sudah pernah ngelakuin. aku hanya diam dan menundukan kepala, aku hanya terbayang, bagaimana kalau om nafsu sama aku dan menikmatiku, tak ku sangka ternyata tangan kirinya merangkulku dan tangan kanannya menggrayangi pahaku.

Om…. jangan Om… aku hanya mengatakan itu, tapi aku tidak berbuat apa-apa, entah kenapa aku seperti menurut saja sama om, setelah itu tangannya merayap ke atas dan mulai menyentuh serta meremas pelan payudaraku.. oh…. om..aku terpejam dan denan perasaan tak karuan, setelah itu dia mencoba melepas atasanku, aku tak tau mungkin karena nafsu juga aku juga membantu melepasnya. pikirku, terlanjur basah, ya basahin terus, lalu ku buka resleting celana om, ku pegang penis om dan yang ku tau, penis itu belum ereksi total,
kemudian dia juga membuka celana jeans ku, oh aku hanya mengenakan celana dalam dan BH saja, sedang om sudah melepas bajunya, terlihat sangat lebat bulu didadanya, sementara itu ku plorotkan celananya, kini kami hanya mengenakan pakaian dalam, penis om sangat besar dan panjang, saat ini belum ereksi penuh padahal, kemudian dia melucuti cd nya sendiri setelah itu mendekap aku dengan penuh nafsu, pantatku dan dadaku selalu jadi sasaran tangan kekar om,
bibirnya mengendus-endus dada dan leher, sepertinya aku sangat dimanjakan dengan belaian itu, aku hanya terpejam dan menurut ketika dia melepas BH dan cd ku.. ah aku telanjang bulat di depan om, namun apapun itu aku ingin meneruskannya, oh penis om  mencengkram dan mulai ada tanda-tandanya mengeras.. astaga, tanganku tak sampai untuk mencengkramnya, bagaimana nanti bisa masuk pikirku,
lalu dia melumat dengan ganas dan bikin ku merem melek, uuufffffff llleppp lalu di kursi itu aku disuruh mengulum penis monsternya om, halb, mulutku gak muat, namun om memasukannya perlahan-lahan, dan tangannya mengelus vaginaku lalu menekan clitorisku, ahh om… geli-geli enak om… setelah beberapa saat dia berdiri memandangi tubuhku, mengelus payudara dan terus kebawah, setelah itu dia mendekatkan wajahnya ke memek ku,
dan benar saja, mulutnya menghisap-hisap memekku, hmmmm memek kamu wangi, wangi wanita, gumamnya, ahhh membuatku lebih bergairah, gak peduli itu om atau pacar atau setan, namun ini nikmat, ahh hisep yang keras om… dan lidahnya menjilati bagian dalam memekku, ah lidahnya sangat kasar membuatku ingin memasukan dan menggaruk memekku yang gatal, ahhh terus om…. sampai aku ngos-ngosan digarap seperti itu, emmmmmm enak om, enak…., lalu dia menghentikannya.. yah om????? seruku,

sebentar, lalu membenarkan posisinya dan membuka kakiku, di pegang penis nya itu, aku sempat melihatnya dan ya tuhan, penis apa itu, dia memasukan nya pelan-pelan, om…. hati-hati, punya om terlalu besar… seruku, dia diam aja, uh.. nampaknya tidak muat ini, ah.. sedikit-sedikit penis itu memasuki memekku, aaaahhhh om… kebesaran… baru masuk setengah, sudah penuh memekku rasanya, di goyang dikit saja sangat terasa, namun om tidak menyerah, dia terus melesakan penisnya pelan-pelan,
aaaahhhhhh serasa tidak ada habisnya ini penis, ketika sudah 3/4 masuk, dia menghentikan, lalu menarik pelan penis nya… oouuuuhhhh oouuuuhhh setiap mili dari penis itu terasa, dan ketika ditarik, serasa ditrik pula bagian dalam memekku… emmmhhh enak-enak agak sakit… lalu tinggal kepalanya saja yang tetap di dalam memeku, ku pandang dia, dia membalas pandanganku dengan senyum yg berwibawa…. lalu melakukan penetrasi itu lagi dan aaaaahhhhhh, dengan ritme yang lambat akhirnya om bisa lancar memaju mundurkan penisnya dalam memekku..
ah-ah…ah nafasku tak teratur, dan dia menghentikan penetrasi itu sambil menarik nafas dalam-dalam, dan ternyata setelah itu dia menhujamkan penisnya dengan keras hingga penuh, dan hal itu nembus sampai rahimku aaahhhhlkkkk… aku tidak bisa bergerak dan rada nyeri di dalam sana, ahhh dia menghentikan di sana, lalu memujiku bahwa memekku nikmat, nikmat gundulmu, aku lagi klojotan, dia malah kesenengan, lalu dia gerak-gerakkan penisnya didalam dan itu membuatku tambah terglincang-glincang, ah uh… ahhhhh om…. aku gak bisa berkata-kata, ooohhhh lalu dia tarik dan memaju mundurkan penisnya, kali ini sampai pada penuh..
irama itu membuat aku melayang-layang dan akhirnya aku merasa akan sampai, dan ohhh ku cengkram tangan om lalu aku meledak dan ahhhhhhhh ommmm… dia malah semakin semangat menggenjot memekku, aku hanya menganga menahan serangan dan ledakan orgasmeku, dan benar saja dia terus memompaku tiada henti, aku masih diatas awan orgasmeku, tiba-tiba, nggie.. aku juga mau keluaaaarrrrrr…. tak sampai selesai dia menembakan semprotan spermanya ke rahimku… craaat craatt.. oh.. begitu terasa sperma om di rahimku….

setelah ngecret dirahimku, aku pun tak langsung bangun dari kursi itu, bagaimana langsung bangun habis dihajar sama penis om yg gede itu, lalu om menggendongku ke salah satu kamar, ah… istirahat dulu, andai saja penisnya gak se gede itu, pasti aku kecewa, Nggie, sudah capek nggie? tanya om, aku hanya diam saja, hahhhh, sambil kupejam mata ini, tapi nggak tau dibawah sana kok ada yang ingin menerobos masuk, seketika ku buka mata dan ternyata om menekan penisnya, astaga….!!! om… emmmffff kok masih tegang,
om hanya diam saja sambil sedikit menyunggingkan senyum menatapku, dan bles…bless… ahhh masuk semua penis gede itu, habis kurang puas sih betty.. sahut om, tangannya meraba payudaraku, oohh nikmatnya, sudah lemas masih di entot sama om, eeeehhhhmmmm… om pun melakukan penetrasi ini dengan lembut, hhhmmmm aku terniang-niang menggelengkan kepala kiri dan kanan.. ahh om kuat bangeeet… seruku,
dan mendengar ucapan itu, sontak om lebih mengeraskan penetrasinya ke memekku, ahhhh om ku genggam lengannya sambilku merem-melek menahan hantamannya..selang beberapa menit aku diangkatnya, dia memegang pantatku sambil berdiri tegak, akupu memeluk tebuhnya guna berpegangan, hentakannya sangat terasa dan uh-uh-uh hanya itu yang bisa keluar dari mulutku dan ke peluk semakin erat ketika rasa orgasme mau melandaku, om stop-stop… lalu dia merebahkanku lagi, kini dia diatasku, menindihku, benar-benar sulit bernafas.. hingga om…..

om ternyata malah semakin menggila memajumundurkan penisnya.. aaaaaaaahhhhh aku kelua a a ar r rr… sambil di genjot terus, aku tak bisa merasakan dan memikirkan apapun kecuali ledakan kenikmatanku… dia menggenjotku dan tiba-tiba dia lepaskan dan mengeluarkan penisnya. membiarkan ku terlentang diranjang, ahh… ahhh.. aku terkelinjang hebat bergarak, bergetar-getar tubuhku, dengan cairan orgasmeku yang mengalir pelan serasa tiada henti..om menyaksikanku dengan berkacak pinggang, dan sialan, penisnya masih tegang, Betty, om puas liat kamu bergetar orgasme kayak gini, serunya. aku hanya bisa menggigil akibat orgasme tadi.. ternyata dia benar-benar tega denganku, belum selesai aku bergetar diranjang itu, dia membalikan tubuhku dan memasukan dari belakang, bless.. hanya mengaga yang aku bisa, oh dalam banget rasanya di aduk dari belakang.. dia mempompa langsung dengan kekuatan penuh, aaaaaahaahhhhhh….
kringatku mulai bercucuran, diapun tambah semangat, aaaaaaahhhh om… sudah-sudah… mmmmmhhhh, memekku dihajar terus, ah dia berbaring miring, sementara aku juga, aku membelakanginya, penis masih menancap di memeku, ahahaha kini dia menarik aku supaya aku mendudukinya, dia melakukan penetrasi dari bawah, ahhh, aku membantu mengocok penisnya dengan memekku dengan harapan supaya om cepat ejakulasi, emmmmmmhhhhhhhh… benar juga, penisnya mulai berkedut-kedut dan crooottt…
menyemburkan spermanya, hhhhhmmmm langsung aku ditarik dan direbahkan disandingnya, lalu aku dipeluknya, akupun bergetar menggelinjang dan dalam pelukannya aku merasa lemas dan ngantuk, akupun tertidur, sementara om memelukku sambil memainkan payudaraku.

Posted by : Agen Poker

Tuesday, February 23, 2016

Cerita Sex - Istri Teman Ku Yang Nikmat.

Cerita Sex - Istri Teman Ku Yang Nikmat.

Cerita Sex - Istri Teman Ku Yang Nikmat.

Nama saya Handoko, saya sudah married dan punya anak satu. Umur saya saat ini 28 tahun, isteri saya juga seumur, namanya Lisa. Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Nita. Sebenarnya si Nita ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.
Makanya, sewaktu kenalan sama si Nita ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Nita. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.
“Hai Lis,..Handoko.. ”
“Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Nita.
“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
“Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
“Langsung Fitness aja deh, Nit”
Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.
“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,
“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.
Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Nita,
“Gimana nih, Nit?”
Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,
“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
“Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
“Benar nih, Lis? Terus si Handoko gimana?” tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah saya.

Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.
“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.
Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.
“Kenapa Handoko.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.
Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Nita langsung membuang muka jengah.
“Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Handoko juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..
“Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamu..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.

“Wah, Handoko.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..
“Mbak sudahan dulu yah, Handoko.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.
Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.
“Handoko.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita.
“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Nita.
“Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
Haa? Saya sama si Nita jadi terbengong-bengong.
“Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita.
“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.

“Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis,” kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Nita, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.
“Akh..” Nita menggelinjang. Langsung saya angkat si Nita dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.
“Gantian dong, Nit.. Biar si Handoko ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.
“Ayo, Handoko.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Nita, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil.. Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.
“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?”
“Tentu aja boleh, Nit..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Nita. Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.
“Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
“Ayo, Handoko.. Terus, Her.. I Love You..” kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita. “Aduh, Lis.. Handoko.. I love you..”

Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Nita mengencang, akhh.. Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..
Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..
“Thank you Handoko, .. Lisa.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”
“Ha.. ha.. ha.. Sama, Nit.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Nit,” kata isteri saya.
“Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Nit?”
“Benar Lis.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, Lis.. Musti kita pancing dulu..” kata si Nita.
“Setuju,” sahut isteri saya.
“Gimana Handoko.. Boleh nggak?”
Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Nita? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..
“Boleh, nanti kamu atur yah, Nit.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui.


Posted by : Agen Poker

Monday, February 22, 2016

Cerita Seks - Pembantu ABG Bispak.

Cerita Seks - Pembantu ABG Bispak.Cerita Seks - Pembantu ABG Bispak.

Namaku Albert tinggal di salah satu kota besar di Jawa Barat. Yang kuceritakan disini adalah Cerita Pembantu Nakal Montok kejadian waktu aku masih duduk di kelas 1 SMP. Keluargaku tinggal di sebuah komplek perumahan yang cukup jauh dari pusat kota, sehingga suasana antar warganya masih akrab dan cukup dekat satu sama lain.
Semuanya bermula ketika keluargaku menggaji seorang pembantu yang bernama Nina. Dia merupakan pembantu yang digaji perhari, banyak keluarga di komplek kami yang menggunakan jasanya. Suatu ketika, aku sedang memberi makan kucingku ketika bel pintu berbunyi, aku segera melihat siapa yang datang, ternyata Mbak Nina.
“Halo Albert, ada siapa di rumah?” tanya Mbak Nina.
“Oh Mbak, kirain siapa. Mama Papa kan jam segini belum pulang Mbak..” jawabku sambil mempersilahkan dia masuk.

“Oh gitu, kalo sendirian aja biar skalian Mbak temenin aja, kamu lagi apa?” tanya Mbak Nina lagi sambil langsung menuju dapur, aku mengikuti dari belakang sambil memandang pantat Mbak Nina yang montok dan aduhay. Hari ini dia memakai sweater hitam yang dipadu dengan rok coklat sepanjang betis.
“Ga lagi ngapa2in Mbak..” jawabku.
“Ya udah Mbak nyuci dulu ya.” katanya lagi.
aku hanya mengangguk dan pergi ke kamarku main Komputer.
Beberapa jam kemudian aku capek dan mulai tertidur. Tiba2 Mbak Nina masuk ke kamarku hanya dengan mengenakan handuk yang dililitkan ke badannya. aku terbangun karena suara pintu yang terbuka.
“Nina, mama kamu punya hair dryer nggak?” tanyanya, sambil mengacak2 rambutnya yang basah didepan cermin besar di kamarku.

“Mama sih punya Mbak, cuman Albert ga tau tempatnya dimana.” aku berbaring kembali. Mbak Nina memang biasa mandi dan makan di rumahku apabila orangtuaku sedang tidak ada, malah kadang2 dia membawa teman2nya untuk nonton DVD, masak apa yang ada di kulkas, hingga tidur2an di kamar Mama sambil ngegosip.
“Yah, kalo gini rambut Mbak bakal lama keringnya dong.”
aku tidak menjawab. Tiba2 Mbak Nina melemparkan tubuhnya ke ranjang, tepat disebelahku sambil tertawa.
“Uaah, Mbak ikut nungguin disini ya..” katanya. Lipatan handuknya terlepas tapi Mbak Nina tidak berusaha merapikannya. Payudaranya yang besar terlihat jelas. Aku bengong, soalnya baru pertama kali itu aku melihat payudara seorang wanita.
“Heh kamu ngeliatin apa?” canda Mbak Nina.
“Dadanya Mbak Nina gede..” ucapku polos.
“Bagus nggak? Kamu suka?” tanya Mbak Nina lagi. Tapi tanpa menunggu jawabanku tiba2 Mbak Nina mendekap kepalaku ke payudaranya sambil tertawa2.

“Nih Albert, isep..! Isep..!” candanya. Sementara aku tidak bisa bergerak karena Mbak Nina menindihku. Aku hampir tidak bisa bernapas. Mbak Nina terus membekapku dengan payudaranya, seringkali putingnya yang coklat dipaksakan memenuhi mulutku. Kira2 10 menit Mbak Nina berbuat begitu, aku yang tidak tahu apa2 bingung sendiri melihat Mbak Nina mulai keringatan dan napasnya terengah engah.
“Albert, buka bajunya dong!” kata Mbak Nina sambil berjalan menuju pintu dan menguncinya.
“Albert ga mau, malu sama Mbak!” aku mulai ketakutan karena tidak mengerti apa yang terjadi dan kenapa Mbak Nina berperilaku aneh. Aku melompat dari ranjang dan berlari menuju pintu, berusaha membukanya meski aku tahu itu percuma karena kunci pintu sudah disimpan Mbak Nina di atas lemari yang sulit kujangkau.
“Udah sini kamu!” bentak Mbak Nina sambil mengangkat tubuhku, aku hanya bisa meronta2 tak berdaya. Lalu Mbak Nina membantingkan tubuhku ke atas ranjang, aku sesak, tapi Mbak Nina tak peduli, dia langsung menindih kakiku tepat dilutut, celanaku dipelorotkan, bajuku dibuka paksa sehingga kancing2 bajuku berhamburan di lantai. Tiap kali aku mencoba bangun, Mbak Nina mendorongku kembali, malah kadang2 dia menamparku sambil membentak2 menyuruhku berbaring.
Aku ketakutan sekali sehingga aku pasrah dan hanya bisa menangis. Mbak Nina mengocok penisku dan kadang2 mengulumnya sampai keseluruhan penisku masuk ke dalam mulutnya, jari2 tangan kirinya bermain2 di vaginanya. Kira2 15 menit kemudian, dia berjongkok diatasku dan mulai mengarahkan penisku yang menegang ke dalam vaginanya. Aku benar2 bingung dan tidak mengerti apapun, yang kurasakan hanya kenikmatan yang luarbiasa ketika penisku masuk seluruhnya ke dalam liang vagina Mbak Nina.

“Ahh.. Ahh..” Mbak Nina mendesah sementara pinggulnya bergoyang2, kadang memutar, kadang naik turun. Tanganku ditarik sedemikian rupa sehingga memegang payudaranya.
“Cepetan remes..! Yang kuat remesnya tolol!” bentak Mbak Nina, aku sudah meremas sekuat tenaga tapi telapak tanganku tidak mampu menjangkau seluruh payudaranya. Plaak!! Mbak Nina kembali menamparku.
“Aaah.. Mau keluar niihh..!” Mbak Nina mempercepat gerakannya, badanku yang jauh lebih kecil dari Mbak Nina terombang ambing mengikuti gerakannya. Meski ketakutan, aku tidak bisa berbohong kalau rasanya nikmat sekali, seperti mau kencing tapi beda. Akhirnya aku hanya memejamkan mata ketika spermaku keluar. Mbak Nina menyadari aku keluar, dan dia makin mempercepat gerakannya sambil tertawa2.
“Oooh…! Hahaha enak kan? Aah…! Nnngh..! Mbak juga mau keluar..!” sehabis bicara begitu tubuh Mbak Nina bergetar dan sedetik kemudian dia mendesah kencang.
“Aaaahhh…!! Nikmatt..!” desahnya sementara tubuhnya berkedut2 mengejang.
Aku tergolek lemas saat Mbak Nina berdiri. Tiba2 dia berjongkok kembali tapi kali ini dia mengarahkan vaginanya ke wajahku.
“Aaah.., bersihin yah, jilatin semuanya!” aku tak bisa lagi memberontak. Tangan Mbak Nina memegang kepalaku sementara vaginanya yang basah digesek2an ke mulut dan wajahku. Aku menangis dan berusaha menolak tapi tenaga Mbak Nina jauh lebih kuat. Dibekapnya mulutku dengan vaginanya sehingga aku kesulitan bernapas, tiba2 semuanya menjadi gelap kemudian Mbak Nina pun terbaring dengan lemas.

Posted by : Agen Poker